Pembelaan yang dilakukan oleh pengikut Padepokan Taat Pribadi pimpinan Dimas Kanjeng semakin masif. Bahkan salah satu murid Dimas Kanjeng, Hasmiyati, mengatakan pengadaan uang bisa dilakukan bukan hanya dari jubah sang guru, tapi juga dari celana. SBOBET
Hasmiyati sudah 6 tahun menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Dirinya juga mendapat tempat yang cukup tinggi dalam struktur padepokan, yaitu Sultan Agung. Menurutnya, dirinya pernah melihat Dimas Kanjeng membagikan uang dari kantong celananya saat mengantar sang guru berangkat umrah. AGEN BOLA
"Dia melakukannya tidak hanya duduk, tidak hanya pakai jubah. Saya melihat sendiri waktu beliau mengantarkan dirinya untuk umrah beberapa bulan lalu, saya lihat prosesinya. Dia memang pakai celana agak gede karena agak gemuk. Tapi kalau uang itu ada di dalam (kantong celana) saya pasti lihat karena menggembung, tapi ini tidak. Dia ambil dari kantong, dia bagi-bagikan ke teman-teman," ujar Hasmiyati saat konferensi pers di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (21/10/2016).
"Dia ambil lagi, kasih sama saya Rp 10 juta. Anak saya tanya 'kok enggak abis-abis (uangnya), enggak mungkin, kan celananya cuma itu," lanjutnya. BANDAR BOLA
Proses Dimas Kanjeng mengadakan uang, kata Hasmiyati, tidak hanya dalam keadaan duduk. Dalam keadaan berdiri pun sang guru bisa mengeluarkan uang. Uang dari Dimas Kanjeng pun tidak selalu dalam keadaan baru. AGEN CASINO
"Beliau (Dimas Kanjeng) memproses (pengadaan uang) tidak hanya duduk, berdiri pun sudah sering dilakukan. Saya tidak tahu kenapa tangganya di belakang, mungkin itu syaratnya," tutur sang 'Sultan Agung'. TARUHAN BOLA
"Kalau uang yang kami dapatkan belum tentu baru, kadang ada tulisannya, kadang ada isolasinya. Jadi kalau menurut beliau banyak sekali uang yang hilang dalam perjalanan kehidupan ini, yang kemudian uang itu diselamatkan dan dibawa kembali ke dunia," imbuhnya.
Terkait tangan Dimas Kanjeng yang selalu berada di belakang badannya saat mengeluarkan uang, 'Sultan Agung' Dimas Kanjeng lainnya, Robi Darmawan, mengatakan bahwa tangan sang guru memang menjadi menjadi bunker uang bagi Dimas Kanjeng.
"Jadi kalau ditanya bunker (uangnya) di mana, ya bunkernya ada di tangan yang mulia (Dimas Kanjeng)," katanya.